Site icon Mesin Kopi

Sejarah Kopi di Indonesia Yang berkembang Dari Masa Ke Masa

sejarah kopi di Indonesia – Sebelum kita masuk ke materi sejarah kopi di Indonesia, kalian tau ga sih tetang definisi atau pengertian kopi itu sendiri? Let’s cekidot kita bahas sekarang juga biar pada tau semuanya tentang kopi bro.

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara.

Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan  kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong.

Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

Sejarah Di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.

Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).

Sejarah Kopi Di Indonesia Jaman Ethiopia

Sejarah minuman kopi dimulai sejak satu juta tahun yang lalu di Ethiopia. Berdasarkan legenda, seorang penggembala mencoba mengkonsumsi biji kopi setelah melihat kambingnya tidak tidur akibat mereka memakan buah kopi liar.

Salah satu catatan tertulis pertama bercerita tentang Seikh Omar, yang membawa kopi ke kota Mocha pada tahun 1250. Kota ini, yang sering dipanggil Mukha, sekarang berada di Yaman modern.

Selama ratusan tahun, kopi di Yaman telah dicampur dengan kopi dari Indonesia (Jawa a.k.a Java), untuk menciptakan kopi klasik Mocha Java.

Kedai kopi pertama di dunia dibuka di Makkah pada awal abad 15. Kedai-kedai itu adalah tempat yang nyaman, tempat orang-orang memanjakan diri dan berdiskusi politik sambil menghadapi segelas kopi.

Selama periode ini, kopi disajikan dengan merebus biji di dalam air. Praktik menghaluskan dan me-roasting kopi dimulai di Turki, sekitar 100 tahun kemudian. Di Istanbul yang terkenal memiliki ratusan kedai kopi.

Diketahui pula bahwa jemaah haji yang kembali dari beribadah di belahan dunia arab membawa bibit kopi ke India pada awal adab 16.

Catatan tertulis menunjukkan bahwa Gubernur Belanda di Malabar (India) mengirim bibit kopi Yaman atau kopi arabika (Coffea arabica) kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1696.

Bibit pertama ini gagal tumbuh karena banjir di Batavia. Pengapalan kedua biji kopi ke Batavia dilaporkan terjadi pada tahun 1699.

(Baca juga : Ternyata kopi hijau mempunyai khasiat, inilah 12 manfaat kopi hijau)

Seejarah Kopi Di Indonesia  Jaman Voc

Tanaman ini tumbuh, dan pada tahun 1711 eksport pertama dikirim dari Jawa ke Eropa oleh perusahaan dagang Belanda, dikenal sebagai VOC (Verininging Oogst Indies Company) yang didirikan pada tahun 1602.

Selama 10 tahun, eksport meningkat menjadi 60 ton per tahun. Indonesia adalah tempat pertama kali kopi dibudidayakan secara luas di luar Arab dan Ethiopia. VOC memonopoli perdagangan kopi pada tahun 1725 sampai 1780.

Kopi tersebut dikapalkan ke Eropa melalui pelabuhan Batavia. Sebuah pelabuhan di Muara Sungai Ciliwung yang telah berdiri sejak 397 M ketika Raja Purnawarman mendirikan kota yang dulunya disebut Sunda Kelapa ini.

Sekarang di daerah kota Jakarta, kita masih dapat menemukan gema dari peninggalan kehebatan para pelaut yang membangun Jakarta.

Kapal-kapal laut masih memuat kargo di pelabuhan tua itu sampai saat ini. Museum Bahari bertempat di bekas gedung VOC, yang dulunya dipakai menyimpan rempah-rempah dan kopi.

Menara Syahbandar (mercusuar) dibangun pada tahun 1839 di ujung dermaga. Dulu, kapal-kapal VOC berlabuh untuk memuat kargo mereka.

Pada tahun 1700-an, kopi yang dikapalkan dari Batavia dijual seharga 3 Gilders per kilogram di Ansterdam. Income tahunan Belanda di tahun itu sekitar 200 sampai 400 Guilders, hal ini sebanding dengan beberapa ratus dolar tiap kilogram saat ini.

Di akhir abad 18 harga jatuh menjadi 0,6 Guilders per kilogram dan tradisi minum kopi meluas mulai dari kalangan elit sampai masyarakat kebanyakan. Tetapi bermanfaat sedikit untuk petani Indonesia yang dipaksa menanamnya oleh pemerintah Kolonial Belanda.

Ini dalam bahasa Belanda dikenal sebagai Cultuurstelsel (Cultivation System) dan ini meliputi mulai dari rempah-rempah dan komoditas utama pertanian tropis yang sangat beraneka jenisnya.

Cultuursstelsel untuk kopi diterapkan di daerah Prenger Jawa Barat. Pada praktiknya, harga untuk komoditas utama pertanian ini di-setting terlalu rendah dan mereka dipalingkan dari pekerjaan buruh yang memproduksi beras, yang menyebabkan situasi berat bagi petani.

Sejarah Kopi Di Indonesia Pengembangan Arabika

Pada pertengahan abad ke-17, VOC mengembangkan area tanam kopi arabika di Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Kepulauan Timor.

Di Sulawesi kopi pertama kali ditanam tahun 1750. Di dataran tinggi di Sumatra Utara kopi pertama kali tumbuh di dekat Danau Toba pada tahun 1888, diikuti oleh dataran tinggi Gayo (Aceh) dekat Danau Laut Tawar pada tahun 1924.

Pada tahun 1850, pegawai kolonial belanda, Eduard Doues Dekker, menulis sebuah buku berjudul “Max Havelaar and the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company” yang mengekspose pressure pada petani oleh pegawai-pegawai korup dan tamak.

Buku ini membantu mengubah opini publik Belanda tentang “Cultivate System” dan kolonialisasi secara umum. Baru-baru ini nama Max Havelaar diadopsi oleh suatu organisasi fair-trade pertama.

Di sekitar abad 18, kolonial Belanda mendirikan lahan pertanian kopi yang luas di dataran tinggi Ijen di Jawa Timur. Meski demikian, bencana menghantam pada tahun 1876, ketika kopi diserang penyakit karat daun yang menyapu Indonesia, membumihanguskan tanaman sejenis.

Sejarah Kopi Di Indonesia Pengembangan

Kopi robusta (C. canephor var. robusta) diperkenalkan di Jawa Timur pada tahun 1900 sebagai pengganti di dataran yang lebih rendah dan penyakit karat sekoyong-koyong dibinasakan.

Pada tahun 1920, perusahan-perusahaan kecil di Indonesia mulai menanam kopi sebagai komoditas utama. Perkebunan di Jawa dinasionalisasi pada hari kemerdekaan dan direvitalisasi dengan varietas baru kopi arabika di tahun 1950-an.

Varietas ini diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kecil melalui pemerintah atau berbagai program pengembangan masyarakat. Sekarang lebih dari 90% kopi arabika Indonesia dikembangkan oleh perusahaan kecil terutama di daerah Sumatra Utara, dengan lahan 1 hektar atau kurang.

Produksi arabika tahunan sekitar 75.000 ton dan 90% diekspor. Kopi arabika yang sampai ke negara lain sebagian besar masuk ke segmen pasar spesial.  Memproduksi komoditas eksport berarti menghasilkan uang bagi penduduk Jawa untuk membayar pajak mereka.

Penting juga loh mengetahui sejarah sejarah itu selain menambah wawasan kalian juga akan menikmati kopi kalian lebih nikmat.